Kondisi WNI London di tengah Wabah COVID-19

“London yang biasanya padat sudah seperti kota mati. Tidak banyak aktivitas warga di London. Hanya masih ada perbedaan persepsi, daerah lain ada yang berpikir bahwa Corona ini penyakitnya London, daerah lain tidak akan kena” ujar Maria Stela Clarisa Nau, ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Inggris.

Stela saat ini tengah menempuh pendidikan jenjang Master di Goldsmiths University of London. Pada Sabtu, 28 Maret 2020, Stela berbagi cerita bagaimana situasi penyebaran Coronavirus di London, Inggris kepada wartawan Indonesia melalui diskusi online di grup Whatsapp. 

WhatsApp Image 2020-03-28 at 6.15.41 PM

Inggris merupakan salah satu negara yang terdampak Coronavirus. Banyak sekali warganya yang terinfeksi COVID-19. Coronavirus tidak hanya menjangkiti orang biasa tapi juga pejabat dan kaum bangsawan. Perdana Menteri Boris Johnson dan Pangeran Charles, pewaris tahta kerajaan Inggris pun terjangkit COVID-19. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada orang yang kebal terhadap COVID-19. 

PM Boris sudah menetapkan lockdown tapi modelnya masih belum jelas, bahkan media-media di Inggris hingga kepolisian kesulitan untuk menginterpretasikan secara teknis skema lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah UK. Berangkat dari keputusan PM Inggris, semua warga diminta untuk stay di rumah kecuali mereka yang harus keluar untuk berkegiatan kategori essential seperti misalnya belanja kebutuhan makanan, olahraga, pekerjaan teknis di lapangan dan medical assistance. Pemerintah UK sekarang sedang menggodok di parlemen sejumlah guidances yang nantinya akan diberikan kepada masing2 sektor pekerjaan untuk menghadapi COVID-19. 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London sudah tidak beraktifitas, semua staf termasuk Duta Besar, work from home. Layanan konsuler juga ditutup kecuali bagi yang sudah dilayani sebelum lockdown. 

Simak kisah lebih lanjut di Podcast berikut

 

 

Leave a comment